Jokowimengenakan peci hitam, kemeja putih dan celana panjang hitam, sedangkan Ma'ruf menggunakan baju koko putih, kain sarung dan peci hitam. Kamis, 28 Jul 2022 WIB E-paper Media Indonesia Hari Ini
Jakarta - Membayangkan sungai atau kali yang ada di Jakarta, mungkin yang terbayang adalah hitam, bau dan penuh sampah. Tapi tidak rupanya jika aliran sungai itu dikelola dan ditata menjadi taman nan asri. Salah satunya di itu terletak di kawasan Rasuna Epicentrum, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan. Lokasinya memang tidak di pinggir jalan, tapi kawasan bisnis di mana berdiri Bakrie Tower, Epiwalk, Plaza Festival dan yang mengunjungi lokasi Kamis 3/8/2015, melihat sungai yang disulap menjadi taman itu terbentang sekitar 500 meter dengan lebar sekitar 8 meter. Pada sisi kiri taman adalah Bakrie Tower, Epiwalk dan satu gedung yang masih dibangun. Sementara seberangnya Apartemen Taman Rasuna. Foto M IqbalSungai itu sebenarnya adalah aliran kali Code yang dibendung. Di kiri kanannya disulap menjadi taman indah seperti tampak pada foto. Tidak ada lahan parkir umumnya taman di Jakarta, karena memang taman ini diperuntukkan untuk menghiasi kawasan berdiri rindang di sisi-sisi sungai, dipercantik dengan rerumputan dan bunga nan asri. Tempat duduk juga tersedia. Lampu-lampu taman dirancang unik membentuk angka 7. Lalu di pinggir sungai berdiri pagar setinggi sekitar 1,5 melihat airnya, tampak berwarna hijau dan tak tercium bau. Tak ada sampah mengambang, hanya dedauan kecil yang jatuh. Bukan itu saja, sungai itu rupanya memiliki banyak ikan. Terlihat ikan-ikan itu muncul di permukaan air yang mayoritas jenis ikan di sungai/Foto M IqbalSebuah papan peringatan di pagar sungai menampilkan tulisan "No Fishing" atau dilarang menangkap ikan. Di tengah aliran airnya, ada dua jembatan yang memotong sungai Epicentrum untuk menghubungkan apartemen dengan diketahui, sungai ini tidak mengalir karena dibendung dengan pintu air yang memisahkan dengan aliran sungai terusannya. Itulah yang menyebabkan ikan bisa ditanam di dalam penggalan sungai itu, tidak kabur ke aliran terusannya. Teknik pembendungan ini dilakukan karena sungai dan taman ini dirancang untuk fasilitas bisnis. Jika berjalan ke ujung pintu air yang merupakan batas "bendungan", terlihat jelas aliran asli air yang berwarna hitam, bau dan ada petugas kebersihan menyebut, aliran air kali Code yang sebenarnya dialihkan di sisi sungai Epicentrum secara terpisah. Aliran itu berada di bawah taman yang menjadi pedestrian dan tempat M IqbalTaman itu memang tampak sangat terawat. Sekitar 5 orang petugas kebersihan tampak tengah menyapu dan membersihkan taman sekitar pukul WIB. Dua orang lainnya menyirami taman melalui mobil tangki air bertuliskan 'Taman Rasuna'.Apakah benar-benar terawat? Tidak juga. Rupanya secantik apapun taman tak luput dari tangan usil manusia. Beberapa coretan dan grafiti terlihat jelas di beberapa lantai taman dan papan yang menuliskan dilarang memancing ikan tadi. Terlepas dari tangan usil itu, keberadaan penggalan sungai ini membuktikan bahwa kita punya potensi untuk menciptakan sungai yang bersih dan cantik, yang bisa menjadi public area space yang diidamkan pemerintah dan masyarakat. Mungkinkah sungai-sungai di Jakarta juga bisa disulap seperti Sungai Epicentrum river walk yang bersih ini? bal/draBeritadan foto terbaru Apakah Kamu Setuju dengan Ide Nisa Menggunakan Mus - Apakah Kamu Setuju dengan Ide Nisa Menggunakan Musik Tradisional dalam Kegiatan Senam? Alasanmu Jumat, 12 November 2021
mendiamiwilayah Jakarta dan sekitarnya. Menurut perkiraan saat ini, orang Betawi yang ada di Jakarta itu ada sekitar 27 persen atau 2.310.587 jiwa. Jumlah ini artinya etnis Betawi menjadi etnis terbanyak kedua setelah etnis Jawa yang sekitar 33 persen. Warga pribumi Jakarta ini hidup terpencar-pencar di lima wali kota.Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Oleh Atep Afia Hidayat - DKI Jakarta memiliki luas wilayah daratan 661,52 km persegi dan lautan km persegi. Berdasarkan Sensus Penduduk 2010 berpenduduk 9,6 juta jiwa. Itu penduduk resmi yang berdomisili di Jakarta, belum termasuk para komuter dari Bodetabek dan daerah lainnya. Di wilayah DKI Jakarta mengalir beberapa sungai seperti Kali Angke, Kali Pesangrahan, Kali Grogol, Kali Krukut, Kali Cedeng, Kali Sunter, Kali Ciliwung, Kali Cipinang, Kali Buaran, Kali Cakung, dan sebagainya. Yang menjadi obyek Kamkasih atau Prokasih hanya sebagian saja, belum seluruhnya. Padahal kondisi ekologi semua sungai tersebut amat memperhatikan, tercemar berat. Dengan demikian, sudah selayaknya Kampanye Kali Bersih Kamkasih dan Program Kali Bersih Prokasih di perluas, hingga mencakup semua sungai yang ada di DKI Jakarta. Baik secara kualitas atau kuantitas Kamkasih dan Prokasih layak diperluas, lebih di masyarakatkan, hingga sasarannya benar-benar tercapai. Sungai merupakan faktor pendukung kehidupan, terutama menyangkut sumber daya perairan. Apalagi untuk wilayah DKI Jakarta yang menyandang beban semakin berat, karena tekanan jumlah penduduk dan industrialisasi. Pencemaran sungai-sungai di wilayah DKI Jakarta sudah jauh melampaui ambang batas. Hal itu tak lain karena masih rendahnya kepatuhan pengusaha dan masyarakat luas terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Atau mungkin saja berbagai perangkat hukum tersebut belum benar-benar di kenali atau belum populer. Untuk berkembangnya sadar hukum terlebih dahulu harus ada upaya pengenalan, melalui penyuluhan atau pendidikan dan latihan. Untuk terwujudnya masyarakat yang sadar lingkungan darling harus ada upaya yang di tempuh, mulai dari memasyarakatkan sadar hukum lingkungan, hingga pemberian sanksi dan hukum yang tegas terhadap para pelanggar. Sungai-sungai di DKI Jakarta harus di selamatkan, dan hal tersebut merupakan tanggung jawab semua pihak, siapa pun tanpa kecuali berhak mengamankannya. Data sekitar awal tahun 1990-an saja menunjukkan, Ciliwung mendapatkan suplai limbah tak kurang dari kg per hari, berasal dari 10 pabrik. Belum lagi berkubik-kubik sampah rumah tangga. Begitu pula kali Cipinang dialiri limbah kg setiap hari, berasal dari 32 pabrik. Lantas, bagaimana dengan kondisi saat ini ? Sebenarnya hal tersebut tak bisa di biarkan berlarut larut. Bagaimanapun keberadaan sebuah sungai menyangkut kepentingan orang banyak, sungguh tidak bermoral mengotori dan meracuninya. Sudah selayaknya, setiap industriawan ada di DKI Jakarta mematuhi SK Gubernur DKI mengenai baku mutu air limbah. Agar operasional di lapangan bias berjalan sepenuhnya, Bapedal Badan Pengendali Dampak Lingkungan harusa menjalankan fungsinya dengan optimal. Dengan kehadiran Bapedal, Pemda DKI Jakarta diharapkan lebih cepat tanggap dan lebih mampu bertindak tegas terhadap para pencemar sungai. Apalagi dengan adanya perusahaan Daerah Pengelolaan Air Limbah PD PAL seolah merupakan jawaban yang tepat. PD PAL memang di perlukan, mengingat ada puluhan ribu industri yang ada di wilayah DKI Jakarta, di hasilkan limbah padat jutaan meter kubik, gas jutaan meter kubik, dan cair ratusan ribu meter kubik. Sebagian besar limbah cair tersebut dialirkan ke sungai-sungai, baik melalui proses waste water treatment atau langsung. Kamkasih atau Prokasih DKI Jakarta hanya akan benar-benar berhasil jika mendapat dukungan segenap anggota masyarakat. Bagaimanapun semua sungai tersebut merupakan jaminan untuk kelangsungan hidup, terutama menyangkut pemenuhan kebutuhan air. Apalagi mengingat cadangan air bawah tanah ground water yang makin menipis, bahkan di beberapa kecamatan di Jakarta Utara dan Barat, air tanah sudah payau, keruh, asam dan asin karena rembesan air laut. Sekali lagi, Kamkasih dan Prokasih bukan hanya program milik Pemda DKI Jakarta, Bapedal, KLH atau pemilik pabrik, tetapi juga merupakan program seluruh warga DKI. Sudah selayaknya perdikat sebagai provinsi bersungai jernih bisa dicapai. Suatu saat, selain jernih airnya, sungai-sungai di Jakarta bisa dimanfaatkan untuk sarana transportasi dan pariwisata, sebagaimana di Amsterdam. Daya dukung lingkungan Jakarta sudah terlampaui. Artinya seumberdaya lingkungan atau alam sudah tidak mampu lagi mendukung kehidupan yang ideal bagi penduduk. Kondisi lingkungan DKI Jakarta telah mengalami degradasi, hingga berbagai ekosistem seperti sungai, laut pantai, sudah tercemar berat. Begitu pula dengan udara Jakarta, kualitasnya menurun drastis. Selain Kamkasih dan Prokasih di tuntut adanya program udara bersih, program pantai bersih, program permukiman bersih, dan sebagainya. Di antara ekosistem terdapat keterkaitan erat. Sebagai contoh di antara ekosistem sungai dengan pantai yang menjadi muara saling berpengaruh. Program kali bersih layak di perluas menjadi program lingkungan bersih Prolingsih. Atep Afia, bekerja di Teknik Industri - Mercu Buana Sumber Gambar Lihat Nature Selengkapnya Bacajuga: Tunda Belajar Tatap Muka, Pemprov DKI Jakarta Siapkan KBM Blended Learning "Setuju, tatap muka walau hanya beberapa kali dirasa lebih efektif dalam pengajaran di Indonesia yang mayoritas terbiasa dengan tatap muka bukan school from home," ucap Shanty, warga Joglo, Jakarta Barat, itu kepada Kompas.com. JAKARTA, - Air bersih merupakan salah satu kebutuhan utama bagi masyarakat, tak terkecuali warga DKI Jakarta. Namun sepertinya krisis air bersih masih menjadi satu dari sekian banyak permasalahan Ibu Kota yang harus dibenahi. Nyatanya, masih ada warga yang kesulitan mendapatkan air dan harus mencari cara untuk memenuhi kebutuhan air setiap yang dialami warga Sunter Agung yang bermukim di Jalan Ancol Selatan RT 07 RW 03, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Mereka masih menggunakan air sumur untuk kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan pantauan Senin 11/10/2021, setidaknya terdapat dua sumur yang berada di tengah permukiman warga. Baca juga 4 Tahun Anies Baswedan Menanti Kemegahan Jakarta International Stadium Satu terletak di pinggir jalan gang kecil, satu lagi tepat berada di depan rumah warga. Akses untuk mengambil air sumur terbilang cukup sulit. Warga harus membawa sendiri ember atau dirigen dengan kedua tangannya melewati gang sempit. Warga setempat, Sumiyati 55, mengaku bahwa wilayahnya memang kerap mengalami krisis air di rumah. Banyak warga mengandalkan air sumur untuk mencukupi kebutuhan air mereka. "Sumur ini dipakai kalau ada kebutuhan saja, kalau air mati ya air sumur yang dipakai. Sumur punya warga setempat, warga yang bikin," kata Sumiyati kepada "Sering kesulitan air, setiap hari krisis air kalau di sini. Jadi air PAM galirnya kalau malam aja, di atas jam 12. Untuk memenuhi kebutuhan ya itu pakai air sumur," sambungnya. Sumiyati bahkan membuat tempat penampungan air bawah tanah di rumahnya. "Sekarang saya pakai air PAM juga, tapi saya pakai tampungan bawah tanah. Ya karena airnya susah jadi pake tampungan bawah tanah karena lebih rendah jadi airnya cepet ngalir. Saya pakai tampungan atas bawah," tuturnya. Baca juga 4 Tahun Kepemimpinan Anies, Angka Kemiskinan Jakarta Meningkat Akibat Pandemi Covid-19 Sumur yang berada dekat kediaman Sumiyati memiliki kedalaman sekitar 15 meter. Airnya pun nampak cukup bening dan tidak berbau. Tak heran, Sumiyati dan warga lainnya masih menggunakan air sumur untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Sumiyati bercerita, sumur tersebut sudah menjadi sumber air bagi warga setempat sejak puluhan tahun lalu. Kata dia, beberapa tahun silam, ada kamar mandi yang dibangun dekat sumur untuk warga setempat. Namun, saat ini sudah dibongkar menjadi rumah kontrakan. Selang 10 meter dari rumah Sumiyati, terlihat seorang warga lainnya, Iyus 52 sedang menimba air di sumur yang berada tepat di depan rumahnya. Senada dengan Sumiyati, Iyus juga membenarkan bahwa warga setempat sering merasa kesulitan memenuhi kebutuhan air. Oleh sebab itu, sumur menjadi sumber air bagi dia dan warga 07 lainnya. "Sampai saat ini masih pakai air sumur, ledeng tetep ada, tapi kebiasaan orang sini masih pakai air sumur, karena ini kan airnya cukup bersih, dan tawar. Enggak payau atau bau," ucap Iyus."Jadi sumber air buat warga di sini. Sering kalau krisis air mah di sini. Air PAM-nya kecil, jadi orang pada ngambil air sumur," lanjutnya. Baca juga Pencapresan Anies 2024 Masih Gelap Gulita Iyus menambahkan, air sumur biasanya dia gunakan untuk kebutuhan mencuci dan mandi. Sementara untuk kebutuhan memasak, dia tetap menggunakan air PAM atau membeli air galon isi ulang. Sebelumnya, krisis air juga sempat dirasakan warga RW 12, Kelurahan Pademangan Barat, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara pada September 2021 lalu. Selama berhari-hari air di rumah mereka keruh dan berbau, serta beberapa di antaranya mengalami mati total. Salah satu warga, Puji 53 mengaku air di rumahnya tidak mengalir sejak Minggu 19/9/2021. “Dari hari Minggu airnya mati, Ada juga yang airnya ngalir tapi keruh,” kata Puji Rabu 22 September 2021. Sebagian dari warga yang kekurangan air terpaksa harus membeli air galon isi ulang untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. “Ya terpaksa beli air galon soalnya airnya bau, enggak bisa dipakai buat apa-apa. Sehari bisa 10 galon itu, satunya Rp ucap Maria 61 warga lainnya. Dengan begitu, dalam satu hari Maria bisa menghabiskan biaya sebesar Rp untuk membeli air bersih. Ia pun mengeluh harus mengeluarkan biaya lebih mahal untuk mencukupi kebutuhan mereka. Tak lama kemudian pihak Aetra memberikan keterangan bahwa krisis air yang melanda warga setempat terjadi karena adanya kebocoran pipa. Pada hari yang sama, pihak Aetra langsung mengirimkan satu mobil tangki air untuk dibagikan kepada warga secara gratis. Janji kampanye Anies Ketersediaan air bersih menjadi salah satu isu yang disorot Anies Baswedan dalam janji kampanyenya ketika Pilkada DKI Jakarta 2017. Pengolahan dan distribusi akses air bersih ke warga, menurut Anie dan pasangannya ketika itu, Sandiaga Uno, belum dikelola dengan serius pemerintahan sebelumnya. Dalam pemaparannya disebutkan, Pemerintah memang menggratiskan pemasangan pipa PAM. Namun warga yang memanfaatkan tidak bertambah signifikan, hanya 8,1 persen dari total 10,3 juta penduduk. "Warga masih mengeluhkan buruknya pelayanan dan kualitas air bersih airnya kecil dan berbau yang disalurkan," tulis pihak Anies-Sandi dalam situs "Penghentian kebocoran produksi air bersih dalam penyaluran belum signifikan dari tahun ke tahun," tulisnya. Solusi yang ditawarkan, pipanisasi berjalan dengan peningkatan jumlah pelanggan sebesar 200 persen dari jumlah pelanggan tahun 2015, dengan implementasi bertahap yang dimulai dari daerah dengan akses dan kualitas air terburuk. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengklaim jika proposal restrukturisasi polis PT Asuransi Jiwasraya telah disetujui hampir sekitar 98 persen nasabah. Namun, dia belum merinci berapa porsi nasabah ritel dan korporasi yang sepakat aksi restrukturisasi tersebut. "Alhamdulillah sudah ada persetujuan hampir 98 persen yang sudah